Friday, June 1, 2007

Buruh migranku


Pagi-pagi sekali setiap orang terlihat sibuk. Antrian di kamar mandi sudah terlihat sebelum matahari mengintip di balik atap rumah tetangga. Kelentengan suara peralatan masak di dapur membentuk simfoni tersendiri. Saling tindik dengan deburan guyuran air kamar mandi. Aku sedang mematut diri. Hari ini, kami akan melakukan demonstrasi di depan kedutaan Amerika dan Deplu di Jakarta. Akan ada 50 orang yang ikut turun. Aku kembali mematut diri.

Telah dua hari aku di Jakarta. Menjalani proses pembuanganku dari Malaysia. Katanya aku pendatang haram. Aku tidak mengerti kenapa disebut begitu. Aku hanya ingin bekerja untuk bertahan hidup. Dan kubayar seorang agen untuk mengurus semuanya. Ternyata ini membawaku merasakan suasana penjara Malaysia. Antrian-antrian panjang yang mereka sebut "Master" setiap kali akan melakukan aktivitas.

Kini kudengar ada orang Indonesia telah disiksa di Amerika. Aku dengar orang-orang shelter (rumah singgah) membicarakannya. Kemudian kami berkumpul. Bercerita tentang hal itu. Aku terima sebuah kertas. Kubaca terbata-bata karena tulisannya kecil-kecil. Aku tahu kemudian bahwa Enung dan Sumirah telah disiksa majikannya di Amerika. Mereka seperti aku. Menjalani siksaan agar bertahan hidup.

Aku orang Sulawesi, mereka orang Jawa. Aku di Malaysia, mereka di Amerika. Dari mana lagi dan di mana lagi orang Indonesia disiksa karena bekerja pada orang bukan negara sendiri??!

"Mona ..! Cepatlah kau ke sini. Kita nak berangkat." Ester memanggilku dari luar. Kulihat semua sudah berkumpul dan segera masuk ke metromini.

No comments yet